Cara Meraih Keistimewaan Lailatul Qadr



Segala puji bagi Allah, yang terpuji karena curahan nikmat Nya, disembah karena kudrat kuasa Nya, yang ditaati karena keluasan kerajaan Nya, yang dihindari siksa Nya dengan menuju dan mendekat kepada Nya. Dia lah yang menciptakan makhluk dengan kekuasaan Nya. Dia lah yang menerangi jalan manusia dengan berbagai ketetapan hukum Nya, Dia pula yang mengukuhkan mereka dengan agama Nya serta memuliakan mereka dengan kehadiran Nabi Nya, Rasulullah Muhammad Shollollohu ’Alayhi wa Sallam.

Sahabatku yang budiman, salah satu keistimewaan yang paling ditunggu di bulan ramadhan adalah lailatul qadr.  Menurut sekian banyak hadits Nabi, lailatul qadr yang artinya malam yang lebih baik dari seribu bulan bisa kita raih di 10 hari terakhir di bulan ramadhan. Para malaikat turun menaburkan kasih sayang Allah Azza wa Jalla dan menyampaikan salam yang penuh kedamaian dan kebahagiaan kepada kaum beriman sampai terbitnya fajar.

Lailatul qadr sangat istimewa, bukan karena ibadah di malam itu mempunyai nilai yang sama dengan ibadah seribu bulan. Malam Qadr istimewa karena di situ Allah Yang Maha Rohiim membebaskan tengkuk-tengkuk hambanya dari segala hukuman Nya. Lailatul qadr adalah malam keagungan, the night of Glory. Keagungan Allah SWT ditampakkan dalam maaf Nya, dalam kasih sayang Nya. Oleh karena itu, jika malam-malam  yang lain adalah waktu audiensi bagi para kekasih Allah, lailatul qadr adalah malam bagi musuh-musuh Nya; malam untuk para pendosa.

”Wahai Tuhanku, para pengemis telah singgah di hadapan pintu Mu. Orang-orang fakir telah rebah memohon perlindungan Mu. Perahu orang-orang miskin telah berlabuh pada tepian lautan kebaikan dan kasih sayang Mu, berharap untuk sampai ke halaman kasih dan anugerah Mu.

Ya Robb, jika pada bulan yang mulia ini, Engkau hanya menyayangi orang-orang yang mengikhlaskan puasa dan shalat malamnya, maka siapa lagi yang menyayangi pendosa tercela yang tenggelam dalam dosa dan kemaksiatannya.

Ya Allah Yang Maha Pemurah, jika Engkau hanya mengasihi orang-orang yang menaati Mu, siapa yang akan mengasihi para penentang Mu.

Ya Allah Yang Maha Mengasihi, jika Engkau hanya menerima orang-orang yang tekun beramal, maka siapa yang akan menerima orang-orang yang malas.

Tuhanku, beruntunglah orang-orang yang berpuasa dengan sebenarnya.

Berbahagialah orang-orang yang shalat malam sebaik-baiknya.

Selamatlah orang-orang yang beragama dengan tulus.

Sedangkan kami adalah hamba-hamba-Mu yang hanya berbuat dosa. Sayangilah kami dengan kasih Mu. Bebaskan kami dari api neraka dengan ampunan Mu. Ampunilah dosa-dosa kami dengan kasih sayang Mu, Wahai Yang Paling Penyayang dari semua yang Menyayangi” . (Dikutip dari Kitab Dhiyaa us Sholihin).

Sahabatku yang baik hatinya, Nabi kita Muhammad Shollollohu ’Alayhi wa Sallam menganjurkan ummatnya untuk berusaha menemuinya. Tentu saja pertemuan dengannya bukan dengan begadang sepanjang malam tanpa melakukan aktifitas ibadah, karena jika demikian, maka orang-orang yang tidak tidurlah yang akan memperoleh kebahagiaan. Alangkah lebih baik jika kita menanti kehadirannya dengan jalan beribadah kepada Allah SWT, mendekatkan diri kepada Nya sambil menyadari segala kesalahan dan kekhilafan kita selama ini.
 

Rasulullah Muhammad Shollollohu ’Alayhi wa Sallam pernah bersabda, “Saat ketika seorang hamba paling dekat dengan Allah SWT adalah saat ketika ia tengah bersujud.” Ketika ia bersujud, ia menempatkan kepalanya yang menjadi lambang kebesaran pada tempat yang serendah-rendahnya.
 
Sujud adalah gambaran perendahan diri kita yang serendah-rendahnya agar kita dekat dengan Allah Yang Maha Penyayang. Selama kita masih membangun tembok keangkuhan, kita takkan pernah bisa mendekati Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan pernah bisa masuk surga orang yang memiliki perasaan takabbur di dalam hatinya walaupun sebesar debu saja.”
 
Orang-orang sholih tidak menggambarkan surga sebagai tempat yang dialiri sungai susu, penuh dengan buah-buahan yang ranum dan para bidadari rupawan. Mereka menganggap gambaran seperti itu hanya perlambang saja. Menurut para orang sholih, hal yang paling indah dari surga adalah pertemuan dengan Allah  Subhaanahu wa Ta’ala. Ini takkan pernah bisa dicapai apabila masih ada satu titik keangkuhan, sebesar biji sawi pun. 

Akhirnya, yang mungkin mendapat keistimewaan Lailatul qadr adalah para perintih pilu yang datang ke hadapan Allah ’Azza wa Jalla dengan segala kehinaan dirinya. Wallahu A’lam.

Komentar